RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS DENGAN
PENDEKATAN MODEL ASSURE UNTUK SISWA
KELAS II SDN 10 SURAU GADANG
KEC. NANGGALO PADANG
PENDEKATAN MODEL ASSURE UNTUK SISWA
KELAS II SDN 10 SURAU GADANG
KEC. NANGGALO PADANG
Dosen
Pembimbing :
Dr. Indrati
Kusumaningrum, M.Pd
OLEH:
LISA ANGGRAINI
1303852
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2014
BAB I
TEORI MEDIA PEMBELAJARAN
A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media secara
etimologis berasal dari bahasa Latin medio atau medius yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang berarti pengantar, atau perantara. Sedangkan dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Secara khusus, media dapat diartikan sebagai alat atau sarana
komunikasi yang digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan yang
berisi informasi dari sumber ke penerima pesan.
Dikaitkan
dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari
pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat
bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan
dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa
pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila
keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 1984:6).
Menurut Gerlach
dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan
sekolah marupakan media. Fleming (1987: 234) menyatakan media berfungsi untuk
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi pelajaran.
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,
atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan
definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Media pembelajaran adalah media
yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran menurut Gagne dan Briggs (1975). Media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera,
video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Hainich dan kawan-kawan (1982) dalam Media Pembelajaran (Arshad. 2002:4)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Kesimpulannya, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka dapat ditarik garis besar dari pengertian
media pembelajaran ialah segala bahan, alat, metode ataupun teknik yang
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber (guru) ke penerima informasi
(siswa) selama proses pembelajaran sehingga dicapai proses pembelajaran yang
lebih bermutu.
B.
Fungsi Media
Pembelajaran
Terdapat dua
fungsi utama media pembelajaran, pertama media adalah sebagai alat bantu
pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua
fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1.
Media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat
bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara
lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media,
maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini
akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam
tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
2.
Media
pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar
dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan,
media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai
salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
Adapun mengapa
media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar dan mengajar
di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982) dalam Media Pembelajaran (Arshad.
2002:4), itu karena media pembelajaran khususnya media visual memiliki empat
fungsi yaitu :
a. Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yangditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
b. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap
siswa.
c. Fungsi kognitif, yaitu
memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang
terkandung dalam gambar.
d. Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau secara verbal.
Alasan-alasan
mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu: Alasan
yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri,
antara lain: 1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar. 2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan
pembelajaran dengan baik. 3) Metode pengajaran akan bervariasi. 4) Siswa dapat
lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai
dari taraf berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju
berfikir yang kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak
dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
C.
Jenis-Jenis
Media Pembelajaran
Berdasarkan
dimensinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.
Media Dua
Dimensi
Media dua dimensi sering disebut media grafis. Media dua dimensi adalah
media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran
dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat
melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka
dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram,
poster, kartun dan komik. Sedangkan sketsa, lambang bahkan foto digunakan untuk
mengartikan fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai
penyajian grafis. Contoh media dua dimensi (media grafis), yaitu:
a. Bagan, yaitu kombinasi antara media grafis dan gambar
foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai
fakta pokok atas gagasan. Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan hubungan,
perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi dan
organisasi.
b. Diagram, yaitu
suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal-balik terutama dengan garis-garis.
c. Grafik, yaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan
keterpaduan yang lebih menarik dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun
dengan baik. Tujuan dalam grafik adalah memperlihatkan perbandingan, informasi
kualitatif dengan cepat serta sederhana. Beberapa macam grafik diantaranya
yaitu grafik garis, batang, lingkaran, atau piring dan grafik.
d. Poster, yaitu
kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna dan pesan dengan maksud
untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan
yang berarti dalam ingatannya. Poster berguna untuk motivasi,
peringatan dan pengalaman yang kreatif.
e.
Kartun, yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau
karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi
opini masyarakat. Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas
rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Pemilihan
kartun memperhatikan hal-hal tersebut :
1) Pemakaiannya
sesuai dengan tingkat pengalaman
2) Kesederhanaan
3) Lambang yang
jelas
4) Penggunaan
kartun yaitu: untuk motivasi, sebagai ilustrasi, untuk kegiatan siswa
5) Komik, yaitu
suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam
urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan
kepada para pembaca.
2.
Media Tiga
Dimensi
Media tiga dimensi yaitu media yang mempunyai panjang, lebar dan isi. Media
tiga dimensi yang sering dipakai adalah model dan boneka.
Dalam
perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan
kedalam empat kelompok yaitu:
1. Media Hasil teknologi
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui
proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media hasil
teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografik. Karakteristik
media hasil cetak:
a.
Teks dibaca secara linear
b. Menampilkan
komonikasi secara satu arah dan reseptif
c.
Ditampilkan secara statis atau diam
d. Pengembangannya
sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan
e.
Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan
yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan
pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan
dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem
pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa.
Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa
dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing. Dalam hal ini guru dan lembaga
berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang
belajar.
f.
Informasi dapat diatur atau ditata ulang
oleh pemakai
2. Media hasil teknologi audio-visual
Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan
audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan
pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti, mesin
proyektor film, tape recorder, proyektor visual yang lebar.
Karakteristik:
a.
Bersifat linear
b.
Menyajikan visual yang dinamik
c.
Digunakan dengan cara yang telah ditentukan
sebelumnya oleh perancang
d.
Merupakan representasi fisik dari gagasan
real atau abstrak
e.
Dikembangkan menurut prinsip psikologis
behafiorisme dan kognitif
f.
Berorientasi pada guru
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga
adalah sistem pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga penndidikan. Dalam
sistem ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dalam
bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran
berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar
yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode ceramah
dengan pertemuan tatap muka (face to face).
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran
ummumnya dikenal sebagai computer assisted instruction. Aplikasi tersebut
apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi
tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan untuk
membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan
simulasi (latihan untuk mengaplikaskan pengetahian dan keterampilan yang baru
dipelajari) dari, dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah
informasi dan penegtahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Karakteristik
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer:
a.
Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial
atau secara linear
b.
Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau
perancang
c.
Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan
simbol dan grafik
d.
Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk
mengembangkan media ini
e.
Berorientasi pada siswa dan melibatkan
interaktifitas siswa yang tinggi
4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan
teknologi komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti
jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang
beresolusi tinggi ditambah dengan pararel (alat-alat tambahan), seperti: video
disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan
sistem audio. Keunggulan penggunaan media hasil gabungan teknologi cetak dan
computer antara lain sebagai berikut :
a.
Dapat digunakan secara acak, sekuensial,
linear
b. Dapat
digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan direncanakan dan diinginkan
oleh perancangnya.
c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai
dengan pengalaman siswa, menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah
pengendalian siswa
d. Prinsip
ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalam pengembangan dan penggunaan
pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada
lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu
digunakan
f.
Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif
siswa
g.
Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan
visual dari berbagai sumber
Selain
pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran menurut jenis, daya liput,
dan bahannya :
1. Berdasarkan jenisnya, media terbagi menjadi
:
a.
Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,
kaset recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan pendengaran.
b.
Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang
bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c.
Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
·
Audio visual murni yaitu baik unsur suara
maupun unsur gambar derasal dari satu sumber seperti video kaset.
·
Audio visual tidak murni yaitu unsur suara
dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai
suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya
berasal dari tape recorder.
2. Berdasarkan daya liputnya, media terbagi
menjadi :
a. Media dengan daya liput luas dan serentak.
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, seperti radio
dan televisi serta internet.
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang
dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat
tertutup dan gelap.
c. Media untuk pembelajaran invidual. Media
ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalh modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3. Berdasarkan bahannya, media terbagi menjadi
:
a. Media
sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media
kompleks. Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat
serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan
keterampilan yang memadai.
D.
Keunggulan dan
Kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun
dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan
siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Di antara kelebihan atau kegunaan
media pembelajaran yaitu:
1. Memperjelas
penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata,
tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
·
Objek yang terlalu besar digantikan dengan
realitas, gambar, film bingkai, film atau model
· Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor
micro, film bingkai, film atau gambar
· Gerak yang terlalu lambat atau terlalu
cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
· Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa
lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun
secara verbal
· Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin)
dapat disajikan dengan model, diagram, dll
· Konsep yang terlalu luas (gunung ber api,
gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar,dll.
3. Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik
dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
· Menimbulkan kegairahan belajar
·
Memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
·
Memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing
4. Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama
untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus
diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda.
Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan dalam:
·
Memberikan perangsang yang sama
·
Mempersamakan pengalaman
·
Menimbulkan persepsi yang sama.
Ada beberapa kelemahan
sehubungan dengan gerakan pengajaran visual, antara lain terlalu menekankan
bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain
yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan
bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu
semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran
dan alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual: terlalu menekankan
pada penguasaan materi dari padaproses pengembangannya dan tetap memandang
materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
E.
Prinsip-Prinsip
Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media
pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1. Harus ada
kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang
bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus
lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa
TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat
pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan
menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi),
atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2.
Karakteristik
Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat
dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki
guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu
memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran
secara bervariasi.
3.
Alternatif
Pilihan
Yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.
Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang
akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
F.
Mengembangkan
Media Pembelajaran
Secara garis
besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar
yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara
itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program
media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil
dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut :
1.
Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang
dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa
mampu membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan
radiasi. Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu
menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau
keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa
dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan
cara mengenalisa topik-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana
yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). Contoh melakukan identifikasi
kebutuhan dan karakteristik siswa: Siswa SMA diharapkan sudah memiliki
kemampuan membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi,
konveksi dan radiasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Merumuskan
tujuan pembelajaran (Instructional Objective) dengan operational dan khas
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat
kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan
dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A
|
Audience
adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
|
B
|
Behavior
adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan
setelah pembelajaran berlangsung
|
C
|
Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana
atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
|
D
|
Degree adalah
menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.
|
3. Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga
materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari
kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi
dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana
sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada
yang abstrak.
4.
Mengembangkan
instrumen pengukuran
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum
naskah program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus dikembangkan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang
disajikan. Bentuk instrumen pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan
atau cheklist prilaku. Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media,
ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan
instrumen pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes
tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan
penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau
dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah
letak kekurangannya.Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang
media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas
penyajiannya.
5.
Menulis naskah
media
Naskah media
adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang
merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik
seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya pembelajaran itu dapat
disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan
atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program
media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya
menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah
ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi
dan suara yang harus direkam. Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka
terlebih dahulu disusun garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan
isi medianya.
6.
Mengadakan tes
atau uji coba dan revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi
bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang
proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja
tidak dikatakan baik. Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui
perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu
dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang
dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang
dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap
tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media
tersebut siap untuk diproduksi. Akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan
produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa
kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara)
maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap
aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan
dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang
disampaikan melalui media tersebut.
BAB II
PENDEKATAN ASSURE
A.
Model ASSURE
Model ASSURE merupakan salah satu model
pembelajaran yang secara efektif memberikan petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu
untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih
metode dan bahan, serta evaluasi. Media pembelajaran merupakan salah satu
bagian yang menjadi bahan pertimbangan
ketika menggunkan model ASSURE untuk pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan Model ASSURE mempunyai beberapa
tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan
bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari
ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
1.
Analyze Learner (Analisis
Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan
belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan
pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi
tiga faktor kunci dari diri pebelajar yang meliputi :
a. General Characteristics (Karakteristik
Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan,
seperti, jenis kelamin, umur, tingkat
perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel
konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang
tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b. Specific Entry Competencies (
Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan
sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat
mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa
(Smaldino dari Dick, carey & Camp; carey, 2001). Hal ini akan memudahkan
dalam merancang suatu pembelajaran agar penyampain materi pelajaran dapat
diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
c. Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan
peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan
dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga
macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya
belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2.
Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya
belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh
peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.
STATE STANDARDS
AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan
Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar.
Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar
pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media
yang tepat.
a. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian
pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang
nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam
pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa
tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang
dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
keberhasilan proses pembelajaran.
2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan
belajar siswa
3) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino, dkk ,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah
lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model
belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan
baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
·
A = audience
Peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa
pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
·
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar
mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang
digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
·
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat
belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian
dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
·
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria
yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang
harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.
Ada empat kategori pembelajaran.
c. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan
yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi
yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery
learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan
kemampuan yang dimiliki tiap individu).
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY,
MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah
mendukung pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika
pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
a. Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan
pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa
yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat
mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller, 1987). ARCS model dapat
membantu strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian)
siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan
dan tujuan, Convident, desain pembelajaran dapat membantu
pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha
belajar siswa.
b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
Sanjaya (2008:204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008:204) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja,
tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media
itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik
dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai
contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor)
video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang
bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk
tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media
bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks merujuk kepada cakupan yang luas dari
media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok
bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino
Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi
1)
Memilih Materi yang tersedia
·
Melibatkan Spesialis
Teknologi/Media
·
Menyurvei Panduan Referensi
Sumber dan Media
2)
Mengubah Materi yang ada
3)
Merancang Materi Baru
4. UTILIZE
TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan
Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti
langkah-langkah seperti dibawah ini, yaitu:
a.
Mengecek bahan (masih layak pakai
atau tidak)
b.
Mempersiapkan bahan
c.
Mempersiapkan lingkungan belajar
d.
Mempersiapkan pembelajar
e.
Menyediakan pengalaman belajar
(terpusat pada pengajar atau pembelajar.
5.
REQUIRE LEARNER
PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi
Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran
adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita
tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk
memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini
sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif
yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima
umpan balik informatif untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
6.
EVALUATE AND
REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran.
Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan
dua tahapan yaitu:
a.
Penilaian Hasil Belajar Siswa,
·
Penilaian Hasil Belajar Siswa
yang Otentik,
·
Penilaian Hasil Belajar
Portofolio
·
Penilaian Hasil Belajar yang
Tradisional / Elektronik.
b.
Menilai dan Memperbaiki Strategi,
teknologi dan Media
c.
Revisi Strategi, Teknologi, dan
Media.
BAB III
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN ASSURE
A.
Analisis Siswa
Menurut Model
ASSURE, langkah-langkah yang dilaksanakan pertama adalah Analize Learner
(Menganalisis Pebelajar)
Pada tahap
menganalisis pembelajar, ada karakteristik yang perlu diperhatikan, yaitu
karakteristik umum pebelajar dan karakteristik khusus pebelajar.
1 . Karakteristik
Umum
Sesuai dengan data yang diperoleh dari
SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo Padang,
maka dapat diuraikan sebagai berikut :
maka dapat diuraikan sebagai berikut :
·
Satuan Pendidikan :
SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo Padang
·
Kelas/ Semester :
II / I
·
Usia siswa :
8-9 Tahun
·
Kemampuan Ekonomi Orang Tua : Menengah ke bawah
2 . Karakteristik
Khusus
Karakteristik khusus pebelajar yang dapat diamati :
· Pengetahuan Awal : Sedang, diketahui pada saat kegiatan
apersepsi dan pembelajaran berlangsung. Maksimal hanya 50% siswa yang dapat
menanggapi dengan benar pertanyaan awal yang diberikan guru.
·
Motivasi Belajar : Sedang, dapat diketahui dari kegiatan
apersepsi dan proses pembelajaran yang berlangsung, dimana tidak semua siswa
mampu memahami pelajaran.
· Gaya Belajar : Gaya belajar timbul dari kenyamanan yang
kita rasakan secara psikologis dan emosional saat berinteraksi dengan
lingkungan belajar. Pebelajar di kelas memiliki tipe belajar yang heterogen,
dan adanya kejenuhan serta kurang semangatnya dalam proses belajar namun secara
umum memiliki tipe belajar kinestetik, sehingga memerlukan perpaduan berbagai
media pembelajaran.
B.
States Objectives (Menetapkan Standar dan Tujuan)
Tahap kedua
adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Standar
atau tujuan yang akan dicapai disesuaikan dengan Kurikulum yang tertuang di dalam
silabus, dan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Standar Kompetensi : Mengenal berbagai bentuk benda dan
kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya
2. Kompetensi
dasar : Mengidentifikasi ciri–ciri benda
padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar
3.
Indikator :
a.
Menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang ada di sekitar.
b.
Membedakan ciri benda padat dan benda cair.
4.
Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini peserta
didik dapat :
a. Mengetahui
jenis benda padat dan benda cair yang ada disekitarnya
b. Mengetahui dan
memahami perubahan wujud benda
c. Mengetahui dan
memahami sifat benda
C.
Pemilihan Media
Tahap pemilihan
media terdapat pada tahap ketiga pada pembelajaran yang menggunakan model
ASSURE. Select Strategise, Technology, Media and Material (Memilih strategi,
teknologi, Media dan Bahan Ajar) Pada tahapan ini guru memilih Strategi apa
yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Strategi pembelajaran harus
dipilih apakah yang berpusat pada siswa atau berpusat pada guru sekaligus
menentukan metode yang akan digunakan, tidak ada satu metode yang paling baik
dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat menyenangkan atau
menjawab kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh, sehingga harus
dipertimbangkan mensinergikan beberapa metode. Memilih teknologi dan media yang
akan digunakan tidak harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas
sebelum memilih teknologi dan media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu
kelebihan dan kekurangannya.
Ketika kita
telah memilih strategi, teknologi dan media yang akan digunakan, selanjutnya
menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan. Langkah ini melibatkan tiga
pilihan:
1. Memilih materi
yang sudah tersedia dan siap pakai pada mata pelajaran Sains
2. Mengubah atau
Modifikasi materi yang ada dalam segi penyampaian dan pelaksanaannya
3. Merancang
materi dengan desain baru.
Bagaimanapun
caranya kita mengembangkan materi, yang terpenting materi tersebut sesuai dengan
tujuan dan karakteristik pebelajar. Dalam hal ini penulis memilih metode yang
bervariasi agar hasil yang dihasilkan optimal. Metode yang digunakan adalah
presentasi, demonstrasi, diskusi aktif, pembelajaran berdasarkan masalah. Media
pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan metode atau strategi yang telah
dipilih. Adapun media yang digunakan adalah : Media Interaktif dengan
menggunakan Macromedia Flash.
Penggunaan Media
Interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash ini lebih dikarenakan keuntungan
yang dimiliki oleh piranti lunak tersebut yaitu :
·
Mudah digunakan.
·
Mendukung penyertaan multimedia.
·
Mendukung interaktivitas.
·
Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa.
·
Dapat diintegrasikan untuk seluruh mata pelajaran
Proses
perancangan sebuah media visual dan teks melalui perangkat lunak Macromedia
Flash ini yang dalam penyajiannya akan diproyeksikan melalui LCD proyektor.
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan diantaranya adalah: PC atau laptop,
software Macromedia Flash, dan LCD proyektor. Perancangan media ini dibuat
untuk menyampaikan salah satu materi tentang mengenal berbagai bentuk benda dan
kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya pada kelas II SD.
D.
Penentuan atau Pemanfaatan Teknologi Media Dan Materi
Penulis
menentukan jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah: Media
Interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash, dengan beberapa pertimbangan
yaitu : Sesuai dengan analisis situasi yang telah diuraikan di atas, dengan
karakteristik perkembangan siswa dan kelengkapan alat pembelajaran, dan tipe
belajar yang cenderung cepat bosan sehingga perlu disajikan strategi
pembelajaran yang aktif dengan mengkombinasikan metode penyampaian.
Dengan Macromedia Flahs bisa meningkatkan motivasi siswa, karena dapat
memadukan unsur tampilan yang lebih menarik. Ketersediaan sarana pendukung
untuk presentasi di sekolah, seperti perangkat LCD Proyektor.
Contoh hasil perancangan media interaktif yang akan
ditampilkan :
E.
Merangsang Partisipasi Siswa
1. Penggunaan
teknologi dan media dalam kelas
a. Melakukan
perencanaan dalam pembelajaran
b. Selalu Berlatih
dengan media yang ada
c. Pengaturan
pembelajaran yang maksimal
d. Menyajikan
presentasi dengan baik
2. Melakukan
analisis gambar yang ditampilkan seperti keadaan nyata berbagai bentuk benda
dan kegunaannya, serta mampu membuat siswa lebih semangat dan memahami materi
yang dipelajari.
F.
Penilaian Proses Belajar Peserta Didik
1. Latihan dan
Tugas
2. Menjawab
pertanyaan guru sesuai dengan maksud dan tujuan
3. Tes
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSURE
KELAS II SDN 10 SURAU GADANG
KEC. NANGGALO PADANG
KEC. NANGGALO PADANG
Nama Sekolah : SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo
Padang
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : II/I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A.
Standar Kompetensi :
Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta
perubahan wujud yang dapat dialaminya
B.
Kompetensi Dasar :
Mengidentifikasi ciri–ciri benda
padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar
C.
Indikator
1. Menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang
ada di sekitar.
2. Membedakan ciri benda padat dan benda cair.
D.
Materi Pembelajaran
Benda dan Sifatnya
1. Wujud Benda
Berdasarkan
wujudnya, benda dibagi menjadi tiga yaitu : benda padat, benda cair, dan benda
gas.
a. Benda Padat
Benda
padat yang ada disekitar kita contohnya: tanah, batu, kayu, logam, dan buku. Setiap benda yang berwujud padat
bentuknya selalu tetap.
b. Benda Cair
Air,
minyak, susu, dan kecap termasuk ke dalam benda cair.
Benda
cair mempunyai sifat sebagai berikut:
1) Mengikuti bentuk wadahnya.
2) Menekan ke segala arah.
3) Bergerak ke segala arah dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah
2.
Sifat Benda
a. Sifat-Sifat Benda Padat
1) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi
wadahnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering menyaksikan bentuk benda
padat berubah. Padahal yang sesungguhnya bentuk benda padat itu tidak mengikuti
bentuk wadahnya. Benda padat tidak berubah bentuk jika hanya berpindah tempat.
Misalnya saja, kacang goreng yang ada di piring. Demikian juga pensil,
penghapus, dan plastisin tidak berubah bentuk jika dimasukkan ke kotak pensil.
2) Bentuk benda padat dapat diubah.
Piring yang jatuh berserakan, kertas sobek, dan kacang tanah yang hancur
setelah digerus, adalah contoh dari benda padat yang diubah. Contoh lainnya
adalah plastisin, bentuk dari plastisin ini mudah sekali berubah. Perlakuan
tertentu yang dilakukan oleh manusia pada berbagai benda padat itu disebut juga
dengan gaya.
b.
Sifat-Sifat
Benda Cair
1) Bentuk benda cair mengikuti bentuk
wadahnya. Bentuk minyak goreng dalam botol berubah jika dituang ke
penggorengan. Demikian pula dengan air yang dituang ke botol, bentuk air
seperti bentuk botol. Hal itu berarti bahwa bentuk benda cair mengikuti bentuk
wadahnya.
2) Bentuk permukaan benda cair yang
tenang selalu datar. Bentuk permukaan benda cair yang tenang berbeda dengan
bentuk cair yang bergejolak, Hal itu terlihat pada wadah yang tembus pandang,
walaupun wadahnya dimiringkan, permukaan benda cair yang tenang tetap datar.
Bagaimanapun cara kamu memiringkannya, permukaan benda cair yang tenang selalu
datar.
3) Benda cair mengalir ke tempat
rendah. Hal ini dapat dilihat pada aliran air/selokan yang ada di rumahmu atau
bahkan meungkin pada air terjun yang mengalir deras dan jatuh melalui tebing
yang curam. Air terjun memberikan pemandangan yang menakjubkan.
4) Benda cair menekan ke segala arah.
Air mempunyai tekanan. Semakin rendah tekanan air pada tempat itu maka semakin
besar. Hal itu dapat dibuktikan dengan membuat air menjadi memancar. Pacaran
air dari tempat lebih rendah tampak lebih jauh. Itulah sebabnya tembok dalam
bendungan dibuat makin ke bawah makin tebal, hal ini untuk menahan tekanan air
yang makin besar di bagian bawah.
5) Benda cair meresap melalui
celah-celah kecil. Berbagai peristiwa meresapnya benda cair melalui celah-celah
kecil terjadi dalam kehidupan sehari-hari itu disebut kapilaritas.
Misalnya : minyak tanah meresap pada sumbu kompor atau sumbu lampu tempel.
E.
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui
jenis benda padat dan benda cair yang ada disekitarnya
2. Mengetahui dan
memahami perubahan wujud benda
3. Mengetahui dan
memahami sifat benda dan kegunaannya
F.
Langkah-langkah dalam kegiatan Pembelajaran
I.
Kegiatan Awal
1. Pendahuluan
a. Menciptakan
lingkungan : salam pembuka dan melakukan pendekatan antara guru-siswa
b. Guru
menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar siswa yaitu siswa dapat menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang
ada di sekitar, dan siswa dapat membedakan ciri benda padat dan benda cair
c. Guru
menginformasikan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Assure dengan
menampilkan langsung media interaktif tentang benda dan sifatnya.
d. Guru
menjelaskan aturan-aturan yang akan dikerjakan oleh siswa
II.
Kegiatan Inti
1. Sebelum memulai
pelajaran siswa disuruh membaca materi pelajaran kemudian Memotivasi peserta
didik dan Mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik Menjawab pertanyaan
guru melalui pertanyaan
2. Siswa Menulis
topik yang akan dipelajari
3. Guru Meminta
peserta didik memahami sifat benda dari gambar yang ditayangkan
4. Guru
menerangkan materi pelajaran berdasarkan media interaktif yang digunakan dan menyimpulkan materi pelajaran
5. Membimbing
peserta didik menyusun kesimpulan, mencatat kesimpulan konseptual yang harus
diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran
III. Penutup
(kegiatan akhir)
1. Guru membimbing
siswa untuk merangkum inti dari pelajaran
2. Menugaskan
peserta didik menambahkan contoh lain dari benda padat dan benda cair
3. Guru memberikan
tes diakhir pelajaran
G.
Media Pembelajaran
Alat/Bahan : Alat tulis, Buku Cetak, LCD/OHP, PC/Laptop.
H.
Sumber Belajar : Buku Sains untuk SD kelas II
semester I. Jakarta: Penerbit Erlangga, Yudhistira, Sumber yang relevan
I.
Teknik Penilaian
Teknik penilaian
·
Tes Tertulis
Mengetahui
Kepala Sekolah
(Hj. Rosdiana, M.Pd)
|
Padang, 30 Juni 2014
Guru Mata Pelajaran
(Lisa Anggraini, S.Pd)
|
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
penyusunan atau perancangan media pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa landasan salah satunya berdasarkan pendekatan Model
ASSURE. Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan perancangan media
sesuai dengan model ASSURE adalah analisis situasi siswa, baik melalui
karekteristik umum maupun karakteristik khusus, kemudian dengan memperhatikan
standar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah berikutnya, dengan
memilih strategi, metode, media dan bahan ajar yang akan disampaikan. Jenis
media yang dapat digunakan disesuaikan dengan tahapan analisis yang telah
dilaksanakan. Sehingga tujuan perancangan penggunaan media sebagai sarana
komunikasi dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang maksimal.
REFERENSI
Sadiman. 1984.
Media Pendidilkan Pengertian, Pengembanagn dan Pemanfaatan. Jakarta: CV. Raja
Wali.
Soetomo. 1993.
Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Arief, S.
Sadiman. 1984. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan, Penempatan.
Jakarta: Rajawali.
Galrach, V.G.
dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media.A Systematic Approach. Englewood Cliffs:
Prentice-Hall, Inc.
Fleming dan Levie.
1978. Definisi Persepsi. (http://farloverablog.blogspot.com/2012/04/makalah-media-pembelajaran.html
diakses pada 01 Juni 2014).
Latuheru, JD.
1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa. Kini. Jakarta:
DepdikbudMason R.
Gagne, R.M. dan
Briggs, L.J. 1975.Principle of Instructional Design. New York: Rinehort and
Winston.
Arsyad, Azhar.
2002.Media Pembelajaran. Jakarta: Raja grafindo Persada.
Sadiman, Arif,
dkk. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan
(edisipertama, cetakan ke-10). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad, 1997, Media
Pengajaran Jakarta:Raja Grafindo Persada
Basyiruddin Usman, Asnawir, 2002, Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers
Mahfud Shalahuddin, 1996, Media Pendidikan Agama Bandung : Bina Islam
Oemar Hamalik, 1989, Media Pendidikan Bandung : Citra Aditya,
Rusma. 2011. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta:
Rajawali Press
Smaldino, Sharon E, dkk. 2007. Instructional Technology And Media
For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill
Prentice Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar