Senin, 09 Juni 2014

TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN


RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS DENGAN 
PENDEKATAN MODEL ASSURE UNTUK SISWA
KELAS II SDN 10 SURAU GADANG
KEC. NANGGALO PADANG









Dosen Pembimbing :



Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd



















OLEH:



LISA ANGGRAINI

1303852

















PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014















BAB I

TEORI MEDIA PEMBELAJARAN



A.        Pengertian Media Pembelajaran

Media secara etimologis berasal dari bahasa Latin medio atau medius yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar, atau perantara. Sedangkan dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara khusus, media dapat diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi yang digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan yang  berisi informasi dari sumber ke penerima pesan.

Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari  pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan  pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,  perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses  belajar terjadi (Sadiman, 1984:6).

Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah marupakan media. Fleming (1987: 234) menyatakan media berfungsi untuk mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi pelajaran. Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran menurut Gagne dan Briggs (1975). Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Hainich dan kawan-kawan (1982) dalam Media Pembelajaran (Arshad. 2002:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Kesimpulannya, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat ditarik garis besar dari pengertian media pembelajaran ialah segala bahan, alat, metode ataupun teknik yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber (guru) ke penerima informasi (siswa) selama proses pembelajaran sehingga dicapai proses pembelajaran yang lebih  bermutu.



B.        Fungsi Media Pembelajaran

Terdapat dua fungsi utama media pembelajaran, pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini. 


1.   Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran

Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat  bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat  bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. 


2.   Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982) dalam Media Pembelajaran (Arshad. 2002:4), itu karena media pembelajaran khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu :

a.  Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yangditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.  

b.     Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

c.  Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.

d.  Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.

Alasan-alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu: Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri, antara lain: 1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik. 3) Metode pengajaran akan bervariasi. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.



C.        Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan dimensinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :


1.     Media Dua Dimensi

Media dua dimensi sering disebut media grafis. Media dua dimensi adalah media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan komik. Sedangkan sketsa, lambang bahkan foto digunakan untuk mengartikan fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai penyajian grafis. Contoh media dua dimensi (media grafis), yaitu:

a.  Bagan, yaitu kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atas gagasan. Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif,  perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi.

b.  Diagram, yaitu suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal-balik terutama dengan garis-garis.

c.  Grafik, yaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Tujuan dalam grafik adalah memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik garis, batang, lingkaran, atau piring dan grafik.

d.  Poster, yaitu kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang  berarti dalam ingatannya. Poster berguna untuk motivasi,  peringatan dan pengalaman yang kreatif.

e.   Kartun, yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kegunaan kartun dalam  pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Pemilihan kartun memperhatikan hal-hal tersebut :

1)     Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman

2)     Kesederhanaan

3)     Lambang yang jelas

4)     Penggunaan kartun yaitu: untuk motivasi, sebagai ilustrasi, untuk kegiatan siswa

5)  Komik, yaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan kepada para pembaca.

2.     Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi yaitu media yang mempunyai panjang, lebar dan isi. Media tiga dimensi yang sering dipakai adalah model dan boneka.



Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu:


1.     Media Hasil teknologi

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui  proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografik. Karakteristik media hasil cetak:

a.      Teks dibaca secara linear  

b.     Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif

c.      Ditampilkan secara statis atau diam

d.     Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan 

e.      Berorientasi atau berpusat pada siswa.

Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang  berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar. 

f.       Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai


2.     Media hasil teknologi audio-visual

Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan  pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti, mesin  proyektor film, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Karakteristik:

a.      Bersifat linear

b.     Menyajikan visual yang dinamik

c.      Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang

d.     Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak

e.      Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif

f.       Berorientasi pada guru

Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga penndidikan. Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan  pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face). 


3.     Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran ummumnya dikenal sebagai computer assisted instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi (latihan untuk mengaplikaskan pengetahian dan keterampilan yang baru dipelajari) dari, dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan penegtahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan komputer: 

a.      Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear 

b.     Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang 

c.      Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik 

d.     Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini  

e.      Berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi


4.     Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel (alat-alat tambahan), seperti: video disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu  jaringan dan sistem audio. Keunggulan penggunaan media hasil gabungan teknologi cetak dan computer antara lain sebagai berikut :

a.    Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear

b.   Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.  

c.  Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa, menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian siswa

d.    Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.

e.   Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan 

f.     Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa 

g.     Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber



Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran menurut jenis, daya liput, dan bahannya :


1.     Berdasarkan jenisnya, media terbagi menjadi : 

a.      Media auditif

Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio, kaset recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.

b.     Media visual

Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c.      Media audio visual

Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua  jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:

·     Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumber seperti video kaset. 

·      Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.


2.     Berdasarkan daya liputnya, media terbagi menjadi :

a.   Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, seperti radio dan televisi serta internet.

b.   Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat tertutup dan gelap.

c.  Media untuk pembelajaran invidual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalh modul  berprogram dan pengajaran melalui komputer. 


3.       Berdasarkan bahannya, media terbagi menjadi :  

a.  Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b.   Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.



D.       Keunggulan dan Kekurangan Media Pembelajaran

Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Di antara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:  

1.  Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)  

2.    Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

·      Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model

·   Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar

·     Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi

·   Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal  

·   Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll

·   Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar,dll. 

3.   Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :

·    Menimbulkan kegairahan belajar

·    Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan

·   Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi  pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan dalam:

·         Memberikan perangsang yang sama  

·         Mempersamakan pengalaman

·         Menimbulkan persepsi yang sama.



Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual: terlalu menekankan pada penguasaan materi dari padaproses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses  pembelajaran.



E.        Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan  pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : 


1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran

Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat  pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).  


2.     Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media  pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi. 


3.     Alternatif Pilihan

Yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media  pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.



F.        Mengembangkan Media Pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan  program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut :


1.     Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa mampu membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topik-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa: Siswa SMA diharapkan sudah memiliki kemampuan membandingkan proses  perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  


2.  Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional Objective) dengan operational dan khas

Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut: 


A
Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
B
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C
Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
D
Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.



3.  Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan

Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.


4.     Mengembangkan instrumen pengukuran

Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk instrumen pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku. Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan instrumen pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya.Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas  penyajiannya. 


5.     Menulis naskah media

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah  program media.  

Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam. Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan isi medianya.


6.     Mengadakan tes atau uji coba dan revisi

Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik. Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.

Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. Akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan  produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut.




BAB II

PENDEKATAN ASSURE



A.        Model ASSURE

Model ASSURE merupakan salah satu model pembelajaran yang secara efektif memberikan petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Media pembelajaran merupakan salah satu bagian  yang menjadi bahan pertimbangan ketika menggunkan model ASSURE untuk pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan Model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:


1.        Analyze Learner  (Analisis Pembelajar)

Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pebelajar yang meliputi :


a.   General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti,  jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.


b.   Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick, carey & Camp; carey, 2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyampain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.


c.    Learning Style (Gaya Belajar)

Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.


2.        STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)

Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.


a.   Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.

Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :

1)   Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.

2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa

3) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran

4)  Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.


b.   Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino, dkk ,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:

·         A = audience

Peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.

·           B = behavior

Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.

·           C = conditions

Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.

·           D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.


c.    Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu).



3.  SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.


a.   Memilih Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller, 1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident, desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.


b.   Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008:204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008:204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.

Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino

Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi


1)     Memilih Materi yang tersedia

·         Melibatkan Spesialis Teknologi/Media

·         Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media

2)     Mengubah Materi yang ada

3)     Merancang Materi Baru



4.    UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini, yaitu:

a.     Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)

b.    Mempersiapkan bahan

c.    Mempersiapkan lingkungan belajar

d.    Mempersiapkan pembelajar

e.    Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar.



5.        REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)

Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informatif untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.



6.        EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)

Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:

a.     Penilaian Hasil Belajar Siswa,

·         Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,

·         Penilaian Hasil Belajar Portofolio

·         Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.

b.     Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media

c.      Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.





BAB III

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN ASSURE



A.    Analisis Siswa

Menurut Model ASSURE, langkah-langkah yang dilaksanakan pertama adalah Analize Learner (Menganalisis Pebelajar)

Pada tahap menganalisis pembelajar, ada karakteristik yang perlu diperhatikan, yaitu karakteristik umum pebelajar dan karakteristik khusus pebelajar.

1         .    Karakteristik Umum

    Sesuai dengan data yang diperoleh dari SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo Padang,      
      maka dapat diuraikan sebagai berikut :

·         Satuan Pendidikan        : SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo Padang

·         Kelas/ Semester           : II / I

·         Usia siswa                   : 8-9 Tahun

·         Kemampuan Ekonomi Orang Tua : Menengah ke bawah

2       .    Karakteristik Khusus

Karakteristik khusus pebelajar yang dapat diamati :

·  Pengetahuan Awal : Sedang, diketahui pada saat kegiatan apersepsi dan pembelajaran berlangsung. Maksimal hanya 50% siswa yang dapat menanggapi dengan benar pertanyaan awal yang diberikan guru.

·   Motivasi Belajar : Sedang, dapat diketahui dari kegiatan apersepsi dan proses pembelajaran yang berlangsung, dimana tidak semua siswa mampu memahami pelajaran.

·   Gaya Belajar : Gaya belajar timbul dari kenyamanan yang kita rasakan secara psikologis dan emosional saat berinteraksi dengan lingkungan belajar. Pebelajar di kelas memiliki tipe belajar yang heterogen, dan adanya kejenuhan serta kurang semangatnya dalam proses belajar namun secara umum memiliki tipe belajar kinestetik, sehingga memerlukan perpaduan berbagai media pembelajaran. 


B.    States Objectives (Menetapkan Standar dan Tujuan)

Tahap kedua adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Standar atau tujuan yang akan dicapai disesuaikan dengan Kurikulum yang tertuang di dalam silabus, dan dapat diuraikan sebagai berikut :

1.     Standar Kompetensi    :   Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya

2.     Kompetensi dasar       :   Mengidentifikasi ciri–ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar

3.     Indikator                     :

a.     Menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang ada di sekitar.

b.     Membedakan ciri benda padat dan benda cair.

4.    Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran ini peserta didik dapat :

a.     Mengetahui jenis benda padat dan benda cair yang ada disekitarnya 

b.     Mengetahui dan memahami perubahan wujud benda

c.      Mengetahui dan memahami sifat benda


C.    Pemilihan Media

Tahap pemilihan media terdapat pada tahap ketiga pada pembelajaran yang menggunakan model ASSURE. Select Strategise, Technology, Media and Material (Memilih strategi, teknologi, Media dan Bahan Ajar) Pada tahapan ini guru memilih Strategi apa yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Strategi pembelajaran harus dipilih apakah yang berpusat pada siswa atau berpusat pada guru sekaligus menentukan metode yang akan digunakan, tidak ada satu metode yang paling baik dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat menyenangkan atau menjawab kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh, sehingga harus dipertimbangkan mensinergikan beberapa metode. Memilih teknologi dan media yang akan digunakan tidak harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih teknologi dan media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya.

Ketika kita telah memilih strategi, teknologi dan media yang akan digunakan, selanjutnya menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan. Langkah ini melibatkan tiga pilihan:

1.    Memilih materi yang sudah tersedia dan siap pakai pada mata pelajaran Sains

2. Mengubah atau Modifikasi materi yang ada dalam segi penyampaian dan pelaksanaannya

3.    Merancang materi dengan desain baru.

Bagaimanapun caranya kita mengembangkan materi, yang terpenting materi tersebut sesuai dengan tujuan dan karakteristik pebelajar. Dalam hal ini penulis memilih metode yang bervariasi agar hasil yang dihasilkan optimal. Metode yang digunakan adalah presentasi, demonstrasi, diskusi aktif, pembelajaran berdasarkan masalah. Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan metode atau strategi yang telah dipilih. Adapun media yang digunakan adalah : Media Interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash.

Penggunaan Media Interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash ini lebih dikarenakan keuntungan yang dimiliki oleh piranti lunak tersebut yaitu :

·      Mudah digunakan.

·      Mendukung penyertaan multimedia.

·      Mendukung interaktivitas.

·      Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

·      Dapat diintegrasikan untuk seluruh mata pelajaran

Proses perancangan sebuah media visual dan teks melalui perangkat lunak Macromedia Flash ini yang dalam penyajiannya akan diproyeksikan melalui LCD proyektor. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan diantaranya adalah: PC atau laptop, software Macromedia Flash, dan LCD proyektor. Perancangan media ini dibuat untuk menyampaikan salah satu materi tentang mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya pada kelas II SD.


D.    Penentuan atau Pemanfaatan Teknologi Media Dan Materi

Penulis menentukan jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah: Media Interaktif dengan menggunakan Macromedia Flash, dengan beberapa pertimbangan yaitu : Sesuai dengan analisis situasi yang telah diuraikan di atas, dengan karakteristik perkembangan siswa dan kelengkapan alat pembelajaran, dan tipe belajar yang cenderung cepat bosan sehingga perlu disajikan strategi pembelajaran yang aktif dengan mengkombinasikan metode penyampaian.  Dengan Macromedia Flahs bisa meningkatkan motivasi siswa, karena dapat memadukan unsur tampilan yang lebih menarik. Ketersediaan sarana pendukung untuk presentasi di sekolah, seperti perangkat LCD Proyektor.



Contoh hasil perancangan media interaktif yang akan ditampilkan :











 



E.     Merangsang Partisipasi Siswa

1.     Penggunaan teknologi dan media dalam kelas

a.    Melakukan perencanaan dalam pembelajaran

b.    Selalu Berlatih dengan media yang ada

c.    Pengaturan pembelajaran yang maksimal

d.    Menyajikan presentasi dengan baik

2.     Melakukan analisis gambar yang ditampilkan seperti keadaan nyata berbagai bentuk benda dan kegunaannya, serta mampu membuat siswa lebih semangat dan memahami materi yang dipelajari.


F.     Penilaian Proses Belajar Peserta Didik

1.    Latihan dan Tugas

2.    Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan maksud dan tujuan

3.    Tes






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASSURE 

KELAS II  SDN 10 SURAU GADANG
KEC. NANGGALO PADANG



Nama Sekolah         : SDN 10 Surau Gadang Kec. Nanggalo Padang

Mata Pelajaran        : Sains

Kelas/Semester       : II/I

Alokasi Waktu         : 2 x 40 menit



A.    Standar Kompetensi :

Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya


B.    Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi ciri–ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar 


C.    Indikator

1.     Menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang ada di sekitar.

2.     Membedakan ciri benda padat dan benda cair.


D.    Materi Pembelajaran

Benda dan Sifatnya

1.     Wujud Benda

Berdasarkan wujudnya, benda dibagi menjadi tiga yaitu : benda padat, benda cair, dan benda gas.

a.     Benda Padat

Benda padat yang ada disekitar kita contohnya: tanah, batu, kayu, logam, dan buku. Setiap benda yang berwujud padat bentuknya selalu tetap.

b.     Benda Cair

Air, minyak, susu, dan kecap termasuk ke dalam benda cair.

Benda cair mempunyai sifat sebagai berikut:

1)     Mengikuti bentuk wadahnya.

2)     Menekan ke segala arah.

3)     Bergerak ke segala arah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah


2.     Sifat Benda

a.     Sifat-Sifat Benda Padat

1) Bentuk benda padat tidak dipengaruhi wadahnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering menyaksikan bentuk benda padat berubah. Padahal yang sesungguhnya bentuk benda padat itu tidak mengikuti bentuk wadahnya. Benda padat tidak berubah bentuk jika hanya berpindah tempat. Misalnya saja, kacang goreng yang ada di piring. Demikian juga pensil, penghapus, dan plastisin tidak berubah bentuk jika dimasukkan ke kotak pensil.

2)  Bentuk benda padat dapat diubah. Piring yang jatuh berserakan, kertas sobek, dan kacang tanah yang hancur setelah digerus, adalah contoh dari benda padat yang diubah. Contoh lainnya adalah plastisin, bentuk dari plastisin ini mudah sekali berubah. Perlakuan tertentu yang dilakukan oleh manusia pada berbagai benda padat itu disebut juga dengan gaya.

b.     Sifat-Sifat Benda Cair

1)  Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya. Bentuk minyak goreng dalam botol berubah jika dituang ke penggorengan. Demikian pula dengan air yang dituang ke botol, bentuk air seperti bentuk botol. Hal itu berarti bahwa bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya.

2)  Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar. Bentuk permukaan benda cair yang tenang berbeda dengan bentuk cair yang bergejolak, Hal itu terlihat pada wadah yang tembus pandang, walaupun wadahnya dimiringkan, permukaan benda cair yang tenang tetap datar. Bagaimanapun cara kamu memiringkannya, permukaan benda cair yang tenang selalu datar.

3)  Benda cair mengalir ke tempat rendah. Hal ini dapat dilihat pada aliran air/selokan yang ada di rumahmu atau bahkan meungkin pada air terjun yang mengalir deras dan jatuh melalui tebing yang curam. Air terjun memberikan pemandangan yang menakjubkan.

4)  Benda cair menekan ke segala arah. Air mempunyai tekanan. Semakin rendah tekanan air pada tempat itu maka semakin besar. Hal itu dapat dibuktikan dengan membuat air menjadi memancar. Pacaran air dari tempat lebih rendah tampak lebih jauh. Itulah sebabnya tembok dalam bendungan dibuat makin ke bawah makin tebal, hal ini untuk menahan tekanan air yang makin besar di bagian bawah.

5) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil. Berbagai peristiwa meresapnya benda cair melalui celah-celah kecil terjadi dalam kehidupan sehari-hari itu disebut kapilaritas. Misalnya : minyak tanah meresap pada sumbu kompor atau sumbu lampu tempel.


E.     Tujuan Pembelajaran

1.     Mengetahui jenis benda padat dan benda cair yang ada disekitarnya 

2.     Mengetahui dan memahami perubahan wujud benda

3.     Mengetahui dan memahami sifat benda dan kegunaannya


F.     Langkah-langkah dalam kegiatan Pembelajaran

         I.       Kegiatan Awal

1.    Pendahuluan

a.    Menciptakan lingkungan : salam pembuka dan melakukan pendekatan antara guru-siswa

b. Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar siswa yaitu siswa dapat menunjukkan beragam jenis benda padat dan benda cair yang ada di sekitar, dan siswa dapat membedakan ciri benda padat dan benda cair

c.   Guru menginformasikan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Assure dengan menampilkan langsung media interaktif tentang benda dan sifatnya.

d.   Guru menjelaskan aturan-aturan yang akan dikerjakan oleh siswa 

       II.       Kegiatan Inti

1.     Sebelum memulai pelajaran siswa disuruh membaca materi pelajaran kemudian Memotivasi peserta didik dan Mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik Menjawab pertanyaan guru melalui pertanyaan

2.     Siswa Menulis topik yang akan dipelajari

3. Guru Meminta peserta didik memahami sifat benda dari gambar yang ditayangkan

4.  Guru menerangkan materi pelajaran berdasarkan media interaktif yang digunakan  dan menyimpulkan materi pelajaran

5. Membimbing peserta didik menyusun kesimpulan, mencatat kesimpulan konseptual yang harus diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran

         III.   Penutup (kegiatan akhir)

1.     Guru membimbing siswa untuk merangkum inti dari pelajaran

2.   Menugaskan peserta didik menambahkan contoh lain dari benda padat dan benda cair

3.     Guru memberikan tes diakhir pelajaran


G.    Media Pembelajaran

Alat/Bahan :  Alat tulis, Buku Cetak, LCD/OHP, PC/Laptop.


H.    Sumber Belajar : Buku Sains untuk SD kelas II semester I. Jakarta: Penerbit Erlangga, Yudhistira, Sumber yang relevan 


I.     Teknik Penilaian

Teknik penilaian

·         Tes Tertulis






Mengetahui
Kepala Sekolah



(Hj. Rosdiana, M.Pd)
Padang, 30 Juni 2014
Guru Mata Pelajaran



(Lisa Anggraini, S.Pd)



BAB III

KESIMPULAN


Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan atau perancangan media pembelajaran dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa landasan salah satunya berdasarkan pendekatan Model ASSURE. Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan perancangan media sesuai dengan model ASSURE adalah analisis situasi siswa, baik melalui karekteristik umum maupun karakteristik khusus, kemudian dengan memperhatikan standar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah berikutnya, dengan memilih strategi, metode, media dan bahan ajar yang akan disampaikan. Jenis media yang dapat digunakan disesuaikan dengan tahapan analisis yang telah dilaksanakan. Sehingga tujuan perancangan penggunaan media sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang maksimal.








REFERENSI


Sadiman. 1984. Media Pendidilkan Pengertian, Pengembanagn dan Pemanfaatan. Jakarta: CV. Raja Wali.

Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha  Nasional.

Arief, S. Sadiman. 1984. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan, Penempatan. Jakarta: Rajawali.

Galrach, V.G. dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media.A Systematic Approach. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Fleming dan Levie. 1978. Definisi Persepsi. (http://farloverablog.blogspot.com/2012/04/makalah-media-pembelajaran.html diakses  pada 01 Juni 2014).

Latuheru, JD. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa. Kini. Jakarta: DepdikbudMason R.

Gagne, R.M. dan Briggs, L.J. 1975.Principle of Instructional Design. New York: Rinehort and Winston.

Arsyad, Azhar. 2002.Media Pembelajaran. Jakarta: Raja grafindo Persada.

Sadiman, Arif, dkk. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan (edisipertama, cetakan ke-10). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azhar Arsyad,  1997, Media Pengajaran  Jakarta:Raja Grafindo Persada

Basyiruddin Usman, Asnawir, 2002, Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers

Mahfud Shalahuddin, 1996, Media Pendidikan Agama Bandung : Bina Islam

Oemar Hamalik, 1989, Media Pendidikan Bandung : Citra Aditya,

Rusma. 2011. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Press

Smaldino, Sharon E, dkk. 2007. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall


Tidak ada komentar:

Posting Komentar